Apa Itu Romantis?

Apa Itu Romantis?, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Romantis itu . . .
Ketika malam tinggal sepertiga, seorang suami terbangun. Ia berwudhu untuk menunaikan sholat. Kemudian membangunkan istrinya, "Sayang bangun, waktunya sholat." Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyuk tahajjud.

Romantis itu . . .
Ketika seorang istri mengatakan, "Sebentar lagi adzan, sayang." Kemudian sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan 2 rakaat sholat fajar, sebelum melaksanakan sholat subuh berjama'ah. Maka ia pun menjadi pemenang; lebih baik dari dunia dan isinya.

Romantis itu . . .
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil membisik mesra, "Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja ya sayang, kami lebih siap menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tidak halal."

Romantis itu . . .
Ketika suami-istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendo'akan di waktu dhuha, "Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah darimu."

Romantis itu . . .
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dengan menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta, "Apapun makanan di kantin kantorku, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu." Kemudian sang istri pun membalasnya, "Masakanku tak pernah senikmat ketika engkau duduk di sebelahku."

Romantis itu . . .
Ketika menjelang jam pulang kerja, sang suami sangat rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu istrinya. Pada saat yang sama sang istri merindukan belahan jiwanya tiba.

Romantis itu . . .
Ketika suami tiba di rumah. Istri menyambutnya dengan wajah cerah dan bibir merekah. Ketika suami mengucap salam, sang istri menjawabnya disertai senyuman. Maka hilanglah segala penat dan lelah. Beban kerja di pundak mendadak menghilang.

Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah.
Aamiin. . .

6 Jenis Wanita yang Dianjurkan untuk Tidak Dinikahi

6 Jenis Wanita yang Dianjurkan untuk Tidak Dinikahi, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Imam Al-Ghazali di dalam kitabnya Ihya 'Ulumuddin mengatakan:
Sebagian orang berkata, "Janganlah kalian menikahi wanita dari enam jenis." Yaitu:
  1. Al-Ananah
    Al-Ananah (suka mengeluh) ialah perempuan yang banyak mengeluh dan mengadu, selalu membalut kepalanya sebagai tanda sakit. Hal ini agar menandakan dia merasa terbebani dengan tugas hariannya, karena malas atau memang sifat bawaan yang dimilikinya jadinya suka mengeluh walaupun disebabkan perkara kecil. Perempuan tersebut berpura-pura sakit supaya suaminya tidak membebaninya dengan tugas harian. Menikahi perempuan yang sengaja pura-pura sakit tidak ada faedah padanya.
  2. Al-Mananah
    Al-Mananah yaitu perempuan yang memberikan sesuatu kepada suaminya akan tetapi suka mengungkit-ungkit pemberian tersebut. Sampai satu masa dia akan mengatakan saya telah melakukan untuk kamu ini dan itu.
  3. Al-Hananah
    Al-Hananah yaitu perempuan yang suka merindui dan mengingati bekas suami atau anak daripada bekas suami. (Perempuan seperti ini tidak akan menghargai suaminya walaupun suaminya berusaha memuaskan segala kemauannya).
  4. Al-Haddaqah
    Al-Haddaqah yaitu perempuan menginginkan setiap perkara dalam perbelanjaannya (boros) dan suka belanja sehingga membebankan suaminya untuk membayar pembeliannya.
  5. Al-Baraqah
    Al-Baraqah yaitu terdapat dua makna, yang pertama, suka berhias sepanjang masa (berlebihan dan tak wajar) supaya wajahnya nampak lebih anggun dan mempesona. Makna kedua, ialah perempuan yang tidak mau makan, maka dia tidak akan makan kecuali bila sendirian dan dia akan menyimpan bagian tertentu untuk dirinya sendiri (misalnya, menyembunyikan brutu).
  6. Al-Syaddaqah
    Al-Syaddaqah yaitu perempuan yang banyak cakap, suka ngomongin suaminya. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ, bahwa Allah murka kepada wanita yang paling banyak bicara.
Diambil dari Kitab Ihya Ulumaddin edisi Maktabah Syamila juz 2 halaman 291.

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

Ciri-Ciri Wanita Pengikut Dajjal

Ciri-Ciri Wanita Pengikut Dajjal, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Fenomena yang termasuk ciri-ciri wanita pengikut dajjal di akhir zaman:
  1. Tabarruj dan suka pamer
    Tabarruj adalah wanita yang suka memamerkan atau memperlihatkan perhiasan mereka.
  2. Berpakian tapi telanjang
    Yaitu wanita yang berpakaian ketat, membentuk dan menonjolkan bentuk tubuh dan tidak menutup aurat dengan baik.
  3. Kufur kepada suami
    Yaitu masih sering mengumpat dan tidak bersyukur kepada suami atas apa yang telah diberikan.
  4. Meninggalkan sholat
    Yaitu wanita yang tidak melaksanakan sholat dan mengacuhkan seruan adzan.
  5. Membaca Quran hanya sampai kerongkongan
    Maksudnya wanita yang rajin membaca Al-Quran, namun hanya sebatas membaca saja tidak meresapi ke dalam hati, sehingga menunjukkan wanita yang gemar membaca Al-Quran namun akhlaknya tidak terpuji, dan masih melakukan perbuatan yang tercela.
  6. Mengabaikan fitnah Dajjal
    Yaitu wanita yang tidak takut dengan kedatangan dajjal dan tidak memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah dajjal.
  7. Wanita yang murtad
    Wanita yang memilih untuk keluar dari menganut agama islam.
  8. Memfitnah dan suka berkata bohong
    Yaitu wanita yang suka berbohong dan berbicara tidak sesuai fakta.
  9. Suka mengadu domba
    Yaitu wanita yang suka mengadu domba sehingga menimbulkan permusuhan, seperti suka menyampaikan kata-kata orang lain sehingga timbul perdebatan.
  10. Merasa paling suci dan paling benar
    Yaitu wanita yang merasa dirinya paling baik diantara wanita lainnya karena termasuk sifat sombong yang dibenci oleh Allah.
Semoga kita bukan salah satu diantara mereka dan senantiasa memohon perlindungan Allah dari fitnah dajjal, seperti yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ:

"Fitnah yang paling besar adalah wanita"
[HR. Bukhari dan Muslim]

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

Kita Tak Berjodoh

Kita Tak Berjodoh, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Bukankah dulu kau pernah menghibur diri dengan berkata, "Jika kita berjodoh, kita pasti akan dipersatukan." Dan sekarang, faktanya dia tidak disatukan denganmu, dia berjodoh dengan orang lain. Artinya sudah jelas dia bukan jodohmu, kan? Tapi kenapa malah sedih begitu?

Bukankah dulu kau pernah menenangkan diri dengan berdo'a, "Semoga kamu mendapatkan yang lebih baik dari diriku." Dan hari ini, nyatanya dia dipertemukan dengan seseorang yang memang lebih baik dari dirimu.

Hajatmu itu —walau pura-pura— telah diijabah oleh Allah. Namun kenapa malah galau begitu?

Kau tahu apa salahmu? Salahmu adalah berkata, "Sabar saja, ya. Hubungan kita punya waktu terbaik untuk diikat oleh tali pernikahan." Sayangnya kau tak sadar, waktu terbaik itu mungkin sudah lewat. Kala dia menawarkan ikrar dan kau berkata "nanti saja", maka kesempatan terbaik itu sudah lenyap. Hilang. Kau baru saja menyia-nyiakan sebuah komitmen yang sungguh begitu mahal.

Tapi tak apa, jangan menyesal. Baiknya kau berdo'a saja, semoga ada yang berkenan memperjuangkanmu lagi, seperti dia yang kau sia-siakan itu.

Ada apa? Jodoh itu rezeki dari Allah. Maka seperti kata Hasan al-Bashri, "Aku tahu rezekiku tak akan diambil orang, karena itulah kalbuku selalu tenang. Aku tahu amalku tak akan ditunaikan orang, karena itulah aku sibuk mengerjakannya."

Jadi, tentang jodoh, mulailah memikirkan BAGAIMANA, bukan KAPAN atau SIAPA.

Sekali lagi berdo'alah, "Ya Allah, pertemukanlah hamba dengan ia yang dapat menemani sisa nafas ini menuju surga-Mu. Menuju cinta-Mu."

Aamiin . . .

Fenomena Upload Foto Selfie Dikalangan Akhwat

Fenomena Upload Foto Selfie Dikalangan Akhwat, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Bercadar, tapi kok hobi upload foto selfie? Berarti yang gak bercadar boleh upload selfie dong? Haha bukan gitu, tapi untuk apa lagi menghabiskan tenaga menulis untuk orang yang memang hakikatnya mereka membuka diri? Paham?

Sebenarnya ini pesan untuk setiap akhwat mau yang bercadar atau yang tidak, namun fokus bahasan kali ini kepada yang bercadar.

Tak ada yang salah dari yang bercadar/niqab, malah sangat bagus karena itu suatu kebaikan yang membantu para kaum lelaki terfitnah dari keindahan paras wajah kalian para wanita.

TAPI . . .

Apalah arti cadar jika kalian masih asyik memperlihatkan keindahan mata melalui selfie yang diupload, yang di mana itu jelas bertolak belakang dengan hakikat cadar itu sendiri. Yang kami perhatikan, selfienya makin menjadi-jadi ketika beribu pujian hinggap di kolom komentar foto cadar selfienya.

Ini juga untuk yang udah syar'i tapi masih juga suka berfoto bak model di depan kamera.
Mutiara itu sulit didapatkan, beda dengan batu kerikil di jalanan.

INGAT INI BAIK-BAIK . . .

Untuk apa kamu mendambakan ribuan pujian lelaki, jikalau nantinya kamu hanya dimiliki seorang suami.
"Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri."
[HR. Muslim 7621]

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

Masbuk, Jangan Menunggu Imam Berdiri

Masbuk, Jangan Menunggu Imam Berdiri, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Menghadiri sholat berjamaah di masjid bagi laki-laki adalah keutamaan yang sangat besar sekali, karena sholat adalah yang paling besar keutamaanya dibanding ibadah yang lain (QS. Al Ankabut : 45), kadang kala karena sesuatu hal kita mendapati imam dalam rukuk, sujud atau gerakan yang lain, ketika kita mendapati imam sedang sujud, hendaknya kita segera mengikuti gerakan sujud.

Orang buta tidak ada keringanan, harus mendatangi sholat berjamaah ketika orang buta tersebut mendengar seruan adzan.

Diantara hadits-hadits tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari 'Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه. Beliau bertanya kepada Rasulullah ﷺ. Beliau رضي الله عنه berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنِّي رَجُلٌ ضَرِيرُ الْبَصَرِ شَاسِعُ الدَّارِ، وَلِي قَائِدٌ لَا يُلَائِمُنِي فَهَلْ لِي رُخْصَةٌ أَنْ أُصَلِّيَ فِي بَيْتِي؟

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah seorang yang buta, rumahku jauh dari masjid, dan penuntunku itu tidak cocok denganku, maka apakah aku mempunyai keringanan untuk sholat di rumah saja?"

Rasulullah ﷺ menjawab:

هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ

"Apakah engkau mendengar adzan?"

'Abdullah bin Ummi Maktum رضي الله عنه menjawab, "Ya."
Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا أَجِدُ لَكَ رُخْصَةً

"Aku tidak mendapatkan keringanan bagimu."
[HR. Abu Dawud dengan sanad yang sahih]

Makmum Masbuk

Rasulullah ﷺ bersabda:

ﺇِﺫَﺍ ﺃَﺗَﻰ ﺃَﺣَﺪُﻛُﻢْ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﺍﻹِﻣَﺎﻡُ ﻋَﻠَﻰ ﺣَﺎﻝٍ ﻓَﻠْﻴَﺼْﻨَﻊْ ﻛَﻤَﺎ ﻳَﺼْﻨَﻊُ ﺍﻹِﻣَﺎﻡُ.

"Jika salah seorang dari kalian mendatangi sholat berjamaah dan imam berada dalam sebuah keadaan, maka hendaklah ia melakukan seperti yang dilakukan oleh imam."
[Shahih al-Jami’ ash-Shaghir, no. 261]

Wallahu'alam.
Semoga Bermanfaat.

Ayah dan Ibu Zaman Now

Ayah dan Ibu Zaman Now, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Seorang ayah yang mematikan TV tatkala mendengar adzan kemudian ia pergi masjid untuk menegakkan sholat, yang demikian itu akan menjadikan anak-anaknya senantiasa menjaga sholat seperti ayah mereka.

Seorang ayah yang ketika ia hendak masuk ke rumah ia mengucapkan salam (السلام عليكم) dan mengetuk pintu dan memberikan senyuman pada istri dan anak-anaknya; niscaya anak-anak akan belajar darinya adab minta izin, mengucapkan salam dan tersenyum.

Seorang ayah yang menghormati ayah dan ibunya dan mencium kedua tangannya, kelak anak-anakmu akan mencium tanganmu dan mentaatimu selalu.

Seorang ayah yang membantu istrinya dalam pekerjaan rumah, niscaya anak-anak akan belajar darinya arti tolong-menolong dan membantu orang lain.

Seorang ibu yang berhijab senantiasa menjaga sholat dan membaca Al-Quran di rumah, yang demikian akan menjadikan anak perempuanmu senantiasa berhijab, menjaga sholat dan membaca Al-Quran.

Seorang ayah dan ibu yang sepakat dan sepemahaman dalam suatu permasalahan terkhusus di depan anak-anak, tidak pula berdebat dan saling meninggikan suara, niscaya akan menjadikan anak-anak mencintai rumah, mudah bergaul, saling menyayangi, saling menguatkan dan lebih saling memahami.

Seorang ayah yang senantiasa menyambung silaturahmi dan berbuat baik serta mencintai saudara-saudaranya, niscaya anak-anak akan belajar darinya hakikat silaturahmi, berbakti dan berbuat baik.

Seorang ayah yang mengambil dan menjadikan pendapat istri dan anak-anaknya pada sebagian urusan dan mendiskusikan bersama mereka, yang demikian akan mengajarkan anak-anak cara berpartisipasi dan membangun nilai-nilai positif.

Seorang ayah yang senantiasa jujur pada anak-anaknya, niscaya anak-anak akan belajar arti kejujuran. Seorang ayah yang senantiasa menepati janji pada anak-anaknya, niscaya mereka akan belajar tentang menepati janji pada manusia.

Seorang ayah dan ibu yang senantiasa menjaga kebersihan, aturan dan ketertiban, akan menjadikan anak-anak mereka senantiasa tertib dalam kehidupan mereka dan menjaga kebersihan dan ketertiban tempat tidur mereka.

Catatan Penting

Pendidikan yang dibangun di atas keteladanan itu jalan termudah dan langsung dalam usaha menghadirkan anak-anak yang gemilang di usia belia. Jika ayah dan ibu lalai daripada perkara-perkara tersebut jangan heran jika anak-anak tumbuh dan dewasa tidak sesuai harapan.

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

Jadilah Orang Baik

Jadilah Orang Baik, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Cobalah kita melempar bola pada dinding. Sekuat apa kita melempar, maka sekuat itulah bola memantul ke arah kita. Lakukan berulang-ulang. Dan berulang-ulang pula bola itu akan memantul.

Sadar ataupun tidak, kehidupan yang kita jalani sekarang ini seperti kita melempar bola pada dinding. Sebesar apa kebaikan yang kita lakukan, sebesar itu juga kebaikan kembali pada kita. Sebesar apapun keburukan yang kita buat, maka sebesar itu juga keburukan kembali pada kita.

Sadarkah kita, jika di sekeliling kita berbuat baik, itu karena buah dari kebaikan yang kita lakukan hari-hari sebelumnya. Jika mereka selalu menyakiti kita, yakinlah bahwa itu juga adalah buah dari kejahatan kita di masa lalu.

Maka sungguh Allah akan menghadirkan orang-orang baik di sekeliling kita jika kita turut menjadi orang baik. Jika kita pandai menjaga amanah Allah, selalu menghadirkan senyuman bagi sesama, maka itu semua akan kembali kepada kita.

Jasad boleh musnah di telan tanah. Tapi nama akan harum abadi jika selama kita hidup di dunia kita menjadi orang baik. Jadilah orang baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada pemiliknya.

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik pada dirimu sendiri."
[QS. Al-Isra: 7]

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

Haruskah Pindah dari Tempat Shalat Wajib Ketika Akan Shalat Sunnah?

Haruskah Pindah dari Tempat Shalat Wajib Ketika Akan Shalat Sunnah?, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Pernahkah terjadi pada anda? Ketika selesai sholat wajib berjamaah, kawan di sebelah anda meminta untuk bertukar tempat untuk sholat sunnah? Sebagian orang mungkin ada yang bingung, mengapa harus bertukar tempat?

Nah, apabila ada orang di sebelah kita kurang paham tentang ini maka solusinya:
  1. Bergeser sedikit dari tempat sholat kita, baik itu maju sedikit atau mundur, karena maksud sunnah ini adalah agar memisahkan atau membedakan antara sholat wajib dengan sholat sunnah.
    Imam Nawawi mengatakan, "Ulama dan madzhab kami mengatakan, apabila seseorang tidak langsung pulang ke rumahnya setelah sholat wajib, dan ingin sholat sunnah di masjid, dianjurkan untuk bergeser sedikit dari tempat sholat nya agar mmebedakan tempat sujud nya." [Majmu' Fatawa]
  2. Berbicara sedikit, dalam arti berbicara hal yang baik dan bermanfaat, untuk membedakan/memisahkan antara sholat wajib dan sunnah (tidak perlu bergeser) karena ada ulama yang berpendapat demikian.
    Ibnu Taimiyah mengatakan, "Termasuk sunnah adalah memisahkan (membedakan) antara sholat wajib dan sholat sunnah ketika sholat jamaah dan lain-lain, sebagaimana terdapat nash shahih bahwa Nabi ﷺ melarang menyambung sholat dengan shalat lainnya sampai dipisahkan (dibedakan) dengan berdiri (bergeser) atau berbicara."
  3. Membedakan/memisah sholat wajib dengan sholat sunnah dengan cara terbaik yaitu sholat sunnah di rumah baik itu qobliyah atau ba'diyyah.
    Oleh karena itu yang paling baik adalah engkau memisahkan antara sholat wajib dan sholat sunnah, akan tetapi ada yang lebih baik dari hal tersebut yaitu engkau sholat sunnah di rumah karena sholat sunnah di rumah lebih baik daripada di masjid walaupun itu masjidil haram.
  4. Sebagian ulama lagi berpendapat bahwa pemisah antara sholat wajib dan sunnah adalah salam dari sholat wajib, itu sudah cukup sehingga tidak perlu bergeser sedikit ataupun berbicara.
Dalam hal ini memang ada perbedaan pendapat ulama yang merupakan ikhtilaf mu'tabar sehingga kita harus saling lapang dada menerima perbedaan ini.

Sebagian ulama menyebutkan bahwa hikmah berpindah tempat adalah agar banyak tanah bumi yang dijadikan tempat sujud, karena bumi akan bersaksi di hari kiamat. Sebagaimana firman Allah ﷻ:

"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya"
[QS. Al-Zalzalah: 4]

Wallahu'alam.

Rumus Jodoh

Rumus Jodoh, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan

Siapa sih yang tidak ingin bersanding dengan orang yang keseluruhannya punya nilai lebih, tentu semua orang pasti menginginkan seseorang yang nyaris sempurna dengan segala kelebihannya.

Tetapi ingatlah, ada harga yang harus kita bayar untuk memperoleh yang demikian. Apa? Yaitu mulailah dari dirimu terlebih dahulu, perbaiki dirimu dengan beragam kebaikan, maka Allah pun akan memperbaiki jodohmu.

Sebab jodoh adalah cerminan diri, dan jika kamu baik dan sudah memantaskan dirimu dengan bijak maka percayalah Allah akan menyandingkanmu dengan ia yang telah Allah jaga dengan kebaikan-Nya.

Ingin jodoh yang baik? Jika pertanyaan ini hinggap ditelingamu, mungkin kamu akan sigap berkata "Iya". Itu pasti, tetapi sadarlah jodoh yang baik itu bukan hanya diinginkan dalam angan, tapi harus diberntuk.

Maka, jika kamu menginginkan jodoh yang baik, buatlah dirimu baik terlebih dahulu, karena yang baik hanya akan Allah sandingkan dengan yang baik pula.

Ingin jodoh yang sholeh? Maka buatlah dirimu sholehah terlebih dahulu, karena yang sholeh hanya akan tertarik pada yang sholehah. Laki-laki yang mengaku dirinya baik, maka tentu ia akan menyukai wanita yang baik-baik pula. Percayalah!

Ingin jodoh yang akhlaknya mulia? Maka muliakanlah dulu akhlakmu, karena yang berakhlak mulia tidak akan sembarangan tertarik pada wanita. Benarkah? Iya, laki-laki yang sikap dan perilakunya senantiasa dijaga maka tentu ia akan menyenangi wanita yang sikap dan perilakunya dijaga pula.

Ingin jodoh yang ketaatannya dijaga? Maka jagalah taatmu terlebih dahulu, agar yang datang padamu adalah dia yang ketaatannya terjaga. Karena jika ketaatanmu senantiasa dijaga, dan kamu pun tidak lupa menjaga kehormatanmu, tentu yang datang padamu adalah laki-laki yang juga terhormat. InsyaAllah.

Karena rumus jodoh itu hanya sebatas cerminan diri, maka jadikanlah kamu cermin yang baik agar yang datang padamu adalah jodoh yang telah baik pula. Sebab Allah telah berfirman:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)."
[QS. An-Nur: 26]

Wallahu'alam. Semoga bermanfaat.

Perintah Membunuh Cicak/Tokek Mengganggu Ekosistem?

Perintah Membunuh Cicak/Tokek Mengganggu Ekosistem?, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan

Dibunuh karena ada perintahnya, salah satu alasannya adalah karena cicak/tokek yang meniup api yang membakar Nabi Ibrahim. Tidak sampai dimusnahkan, karena tidak diperintah membunuhnya di seluruh permukaan bumi, jadi tidak benar alasan menolak hadits karena bisa memusnahkan spesies.

Hendaknya tidak pakai/mengedepankan perasaan dahulu dalam menerima hadits, tapi lihat penjelasan ulama. Tidak sedikit yang jijik dengan hewan kecil satu ini, ada juga yang bukan sekedar jijik tapi sampai ketakutan dengan hewan yang satu ini.

Perintah agar membunuh cicak.

Sa'ad bin Abi Waqqash berkata,

"Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk membunuh cicak, dan beliau menyebutnya sebagai fuwaisiq (binatang kecil fasiq)."

Bahkan Imam Nawawi rahimahullah mengklaim adanya ijma' ulama, beliau berkata'

"Para ulama sepakat bahwa cicak termasuk hewan kecil yang mengganggu."

Semakin cepat dibunuh semakin baik.

Bahkan semakin cepat dibunuh semakin baik. Sebagaimana hadits membunuh sekali pukulan/serangan lebih banyak pahalanya daripada sua kali.

"Barangsiapa yang membunuh cicak pada pukulan pertama maka ditulis baginya seratus kebaikan, jika dia membunuhnya pada pukulan kedua maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu, dan bila pada pukulan ketiga maka dia mendapatkan pahala kurang dari itu."

Hikmah membunuh cicak

Semua perintah dan larangan Allah ada hikmahnya. Hanya saja, ada hikmah yang zahir, sehingga bisa diketahui banyak orang, dan ada hikmah yang tidak diketahui banyak orang. Segala sesuatu memiliki manfaat dan mudharat. Allah menganggap mudharat cicak lebih besar dibandingkan manfaatnya. Karena itu Allah memerintahkan membunuhnya.

Hikmah membunuh cicak hanya sebatas untuk semakin memotivasi kita dalam beramal, bukan sebagai dasar beramal. Karena dasar kita beramal adalah perintah yang ada pada dalil dan bukan hikmah perintah tersebut. Baik kita tahu hikmahnya maupun tidak.

Wallahu'alam.

Makna Cantik

Makna Cantik, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Sebenarnya, wanita cantik menurutmu seperti apa sih?

Apakah dia yang sibuk dengan gaya hijabnya agar selalu terlihat modis meski telah mengaku menutup aurat?

Apa dia yang begitu rempong dengan bedak, lipstik, blush on, maskara dan eye liner nya, supaya tetap tampil cantik dihadapan semua orang?

Atau, wanita yang dari ujung kepala sampai ujung kakinya melekat benda mahal dan bermerek biar selalu bling dilihat orang?

ماشاالله

Apa iya, bahwa kecantikan hanya sebatas perihal fisik dan penampilan semata?

Standar kecantikan dalam Islam itu seperti apa sih?

Nah wanita, Islam adalah agama yang suci nan mulia. Islam memandang wanita sebagai makhluk yang mulia.

Sebenarnya setiap wanita di penjuru dunia cantik dengan cara mereka tersendiri. Namun, wanita yang paling cantik dihadapan Allah ta'ala adalah wanita yang terpuji akhlak dan perilakunya.

Kita tak perlu membandingkan antara wanita yang satu dengan wanita lainnya. Allah saja menilai hamba-Nya melalui akhlak dan ketakwaan, masa iya, kita yang serba salah dan dosa ini seenaknya menilai dan mencela seseorang melalui fisiknya?

Shalihah, jika kau tak dianugerahi oleh Allah kecantikan fisik, biarlah engkau cantik dengan caramu sendiri. Biarlah mereka di luar sana sibuk mempercantik fisiknya, asal engkau tetap sibuk untuk memperindah akhlakmu.

Tenang saja, definisi "cantik" yang sebenarnya itu bukan seberapa menawan paras atau seberapa elok bentuk tubuh yang engkau miliki. Ini tentang akhlak.

Yang mana, wanita yang paling indah akhlaknya, dia pula lah wanita yang paling cantik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala.

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian. Tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian."
[HR. Muslim]

Wallahu'alam.

Pahamilah Ikhwan

Pahamilah Ikhwan, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Untukmu ikhwan.
Mengertilah saat kamu ingin berkenalan dengan seorang perempuan lalu ia nampak sangat tegas bahkan nyaris terasa galak dan sombong, mungkin saat itu dia tengah berusaha menjaga dirinnya dengan tidak bermudah-mudah komunikasi denganmu meski hanya via chat sosial media.

Untukmu laki-laki.
Mengertilah saat kamu sedang berbicara dengan perempuan kemudian dia hanya tertunduk mendengarmu berbicara dan bahkan memegang HP-nya terus-menerus, mungkin saat itu dia tengah berusaha membantumu menjaga pandangan dengan tidak memandangnya. Kamu tahu kan bahaya pandangan mata itu?

Untukmu kaum Adam.
Mengertilah saat kamu berusaha menciptakan suasana hangat dengan mengajak seorang perempuan untuk bertemu tapi ia enggan walau bukan hanya berdua, mungkin saja ia tengah berusaha menjaga dirinya dan dirimu. Berusaha agar tidak jatuh hati pada waktu dan saat yang tidak tepat.

Untukmu yang kelak menjadi imam.
Mengertilah saat kamu memang hanya berniat berbaik hati pada perempuan, tapi dia kemudian menolak kebaikanmu bahkan setelahnya bahkan menjauhimu, mungkin saja dia tengah berusaha menjaga hatinya agar tak timbul perasaan suka padamu yang baik hatinya.

Pahamilah.
Perempuan memang pandai menyimpan rasa suka namun sangat jarang yang berani mengungkapkannya, maka perhatianmu bisa saja menghancurkan pertahanan diri dari perasaan aneh yang dia bangun begitu lama.

Jangan mendekati bila tak serius menghalalkannya.
Jangan mengumbar perhatian bila memang tak ada perasaan.
Jangan ajak ketemuan bila tak ajak keluarga sekalian.

Wallahu'alam.

Adakah Cinta Seromantis Yasir dan Sumayyah

Adakah Cinta Seromantis Yasir dan Sumayyah, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Bagiku cinta Romi dan Yuli bukanlah cinta romantis tetapi sadis.
Mereka sehidup semati tapi tidak sesurga.
Apa romantisnya bunuh diri?

Berbeda dengan Yasir dan Sumayyah.
Mereka mati, tapi bukan bunuh diri.
Tapi dibunuh karena mempertahankan agama yang diyakini kebenarannya.
Disiksa tapi tersenyum bahagia, ditombak tapi tak menangis.
Di pelupuk mata mereka ada surga. Mereka tidak hanya sehidup semati, tapi juga sehidup sesurga.

Romatis itu jika sama-sama taat pada-Nya.
Saling nasehat-menasehati untuk meningkatkan takwa.
Ada yang menguatkan ketika lemah tak berdaya.
Menghapus takut dengan senyum terindah.
Memberi selimut ketenangan sebagaimana Khadijah menyelimuti Muhammad ﷺ.

Romantis itu, suami ingatkan istri tentang kewajiban wanita seperti menutup aurat. Tak rela aurat istrinya terlihat orang lain. Cukuplah dia yang memiliki istrinya.

Romantis itu, saat istri ucapkan, "Aku bahagia berapapun nafkah kau beri, yang penting halal, sayangku."

Romantis itu menikah karena-Nya, mati di jalan cinta-Nya.
Maka adakah cinta seromantis Yasir dan Sumayyah?
Tentu saja ada, yaitu cintanya orang-orang yang mencintai karena-Nya.

Wallahu'alam.

Cara Mengatasi Patah Hati Menurut Imam Syafi'i

Cara Mengatasi Patah Hati Menurut Imam Syafi'i, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Patah hati seringkali dialami oleh banyak orang. Penyebabnya lantaran akibat diputuskan cintanya oleh sang kekasih, ditinggal menikah mantan pacar, cinta bertepuk sebelah tangan, atau mungkin ta'aruf yang dijalani tidak sesuai harapan.

Ya, patah hati adalah normal. Namun tatkala patah hati membuat kita menjadi gagal move on selama bertahun-tahun, terpuruk sedih, bahkan sakit-sakitan. Maka tentu ada yang salah dengan diri kita.

Sebagai seorang muslim dan muslimah yang memiliki iman, kita tentu mengetahui bahwa cinta yang haqiqi hanyalah untuk Allah subhanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya. Tidak seharusnya kita mencintai apa-apa yang di dunia ini secara berlebihan. Apalagi sampai menggantungkan harapan pada manusia.

"Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." [QS. Al-Insyirah: 8]

Imam Asy-Syafi'i memiliki anjuran dan tips bagi kita semua yang sedang mengalami patah hati.

"Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia, Maka Allah mengahalangimu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya." [Imam Syafi'i]

Imam Asy-Syafi'i dalam kaulnya di atas ingin menyadarkan kita bahwa satu-satunya harapan yang layak untuk diharapkan adalah Allah subhanahu wa ta'ala. Ketika kita berharap pada manusia, justru itulah awal malapetaka. Kita akan semakin tersiksa saat orang atau manusia yang kita harapkan itu menjauhi atau bahkan meninggalkan kita.

Dan dibalik patah hati tersebut pasti ada hikmahnya, misalkan memperingatkan kita bahwa pacaran itu salah dan harus dijauhi, dia bukan jodoh kita, mengajarkan kita untuk bersabar dan ikhlas, dan belajar untuk selalu percaya dengan ketentuan Allah.

"Jika cinta pertamamu berakhir pada takdir yang tak diharapkan, semoga segera terganti dengan cinta terakhir yang membawamu pada kebahagiaan."

Wallahu'alam.

HP-ku telah Melalaikanku

HP-ku telah Melalaikanku, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


HP (Handphone/telepon genggam) merupakan media bermata dua, jika digunakan untuk kebaikan maka bernilai baik dan membuahkan kebaikan. Tetapi jika digunakan tidak baik dan melalaikan, maka bermudharat dan membuahkan kejelekan.

Yang banyak terjadi, HP telah melalaikanku:
  1. Mendengarkan suara Adzan tidak menjawabnya, tapi masih sibuk dengan HP, telepon kah, WA-an kah, internetan, dan lain sebaginya.
  2. Mendengar panggilan orang tua atau sedang berbicara dengan orang tua, tapi ternyata mata dan pikiran kita konsentrasi ke arah HP.
  3. Sedang sholat, baca Qur'an, dzikir, atau ibadah apapun tapi HP terus berbunyi dering WA, SMS, telepon. Maka hilanglah ke-khusyuk-an dan rasa manis dalam ibadah.
  4. Sedang belajar atau taklim, tapi tetap saja tangan sibuk main HP, jawab WA, SMS, dan lain-lain. Tidak fokus mendengar dan menatap guru atau ustadz yang menyampaikan ilmu.
  5. Dari mana pun datang, pertama kali yang kita ingat dan tuju bukan mushaf melainkan HP.
HP benar-benar banyak melalaikanku dari ibadah, mengganggu konsentrasi, menjauhkan orang yang dekat lagi duduk dan bicara dengan kita, dan mendekatkan yang jauh dari kita.

Semoga kita dimudahkan untuk menggunakan nikmat HP untuk membantu kebaikan dan diselamatkan dari segala yang melalaikan kita kepada Allah ta'ala. Aamiin . . .

Wallahu'alam.

Temanku, Nasihatmu Benar Namun Justru Menghinaku

Temanku, Nasihatmu Benar Namun Justru Menghinaku, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Pernahkah mendengar ucapan 'temanku, nasihatmu itu benar namun hal itu justru menghinaku'? Padahal apa yang kita katakan kepadanya adalah kebenaran dari Al-Qur'an atau Sunnah.

Jika pernah, maka kita harus memperbaiki cara nasihat kita, isinya memang benar tapi cara kita menasehati itu tidak benar!

Imam Syafi'i rahimahullah berkata:
"Tutuplah kesalahanku dengan menasihatiku seorang diri. Janganlah menasihatiku di hadpan khalayak ramai karena menasihatiku dihadapan orang lain adalah bagian dari menjelekkanku. Aku tidak ridho mendengar seperti itu. Jika engkau enggan menuruti perkataanku, maka janganlah kaget jika nasihatmu tidak ditaati."
[Al-Mu’jam Al-Jami’ fi Tarajim Al-‘Ulama’ wa Talabatul ‘Ilm Al-Mu’ashirin, Asy-Syamilah]

Apakah kita rela jika aib kita dinasihati di depan khalayak umum?
Apakah kita rela keburukan kita ditampakkan pada orang yang kita cintai?
Maka perlakukanlah saudara kita, sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya."

Apabila ingin kebaikan untuk saudaranya, maka nasihatilah dengan cara yang baik. Maka apabila ingin menasihati, perhatikanlah beberapa aspek berikut:
  1. Jangan menjatuhkan kehormatannya di depan orang lain atau khalayak umum.
  2. Ingatlah bahwa, ada yang tidak mau menerima nasihat dengan cara yang tidak baik kendati pun konten nasihatnya baik.
  3. Nasihatilah dengan hikmah dan juga pengajaran yang baik. Apabila perlu, bantahlah dengan cara yang baik. [QS An-Nahl : 125]
  4. Sifat orang mukmin adalah menasihati dan menutupinya, sedangkan orang munafik menasihati namun maksudnya untuk menjelek-jelekkan.
Semoga kita bisa menjadi seorang muslim yang bisa memenuhi hak muslim lain dengan cara yang baik.

Wallahu'alam.

Allah Selalu Bersama Kita

Allah Selalu Bersama Kita, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Pernahkah saat kita duduk santai dan menikmati hari, tiba-tiba terpikirkan ingin berbuat suatu kebaikan untuk orang lain. Itu adalah Allah yang sedang berbicara dengan kita dan mengetuk pintu hati kita. [QS 4: 114]

Pernahkah saat kita sedang sedih, kecewa, tapi tidak ada orang di sekitar kita yang dapat dijadikan tempat curahan hati. Itu adalah Allah yang sedang rindu pada kita dan ingin agar kita berbicara pada-Nya. [QS 12 : 86]

Pernahkah tanpa sengaja kita memikirkan seorang yang sudah lama tidak bertemu tiba-tiba orang tersebut muncul atau kita bertemu dengannya atau kita menerima telepon darinya. Itu adalah kuasa Allah yang sedang menghiburmu, tidak ada yang namanya kebetulan. [QS 3: 190]

Pernahkah kita mendapatkan suatu yang tidak terduga yang selama ini kita inginkan, tapi rasanya sulit untuk didapatkan. Itu adalah Allah yang Mengetahui dan Mendengar suara batinmu serta hasil dari benih kebaikan yang kita taburkan sebelumnya. [QS 65: 2-3]

Pernahkah kita berada dalam situasi yang buntu semua terasa begitu sulit, begitu tidak menyenangkan, hambar, kosong, bahkan menakutkan. Itu adalah Allah mengizinkan kita untuk di uji, Allah ingin mendengar rintihan serta do'a agar kita menyadari akan keberadaan-Nya. [QS 47: 31]

Jika peka, akan sering kita sadari bahwa Kasih dan Kuasa Allah selalu ada di saat manusia merasa dirinya tak mampu. Apakah kita pikir tulisan ini hanya iseng, sekali lagi tidak! Tidak ada yang kebetulan, beberapa menit ini tenangkanlah dirimu dan rasakan kehadiran-Nya dengan suara-Nya yang berkata jangan khawatir, Aku ada di sini bersamamu. [QS 2: 186]

Yakinlah, Allah selalu bersama kita.

Wallahu'alam.

Haruskah Suami Menuruti Istrinya yang Ngidam?

Haruskah Suami Menuruti Istrinya yang Ngidam?, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Ngidam (al-wahmu) yaitu sesuatu yang diinginkan oleh wanita yang sedang hamil. Keinginan itu terkadang tidak rasional dan terkadang terkesan mengada-ngada.

Ada anggapan tersebar di masyarakat kita saat ini bahwa wanita hamil yang menginginkan sesuatu, jika tidak dipenuhi keinginannya maka akan berakibat buruk pada anaknya.

Terkait keyakinan ini, belum ada keterangan apapun baik bersumber dari Al-Qur'an atau hadits.

Namun jika anggapan tadi bahwa jika tidak memenuhi istri yang ngidam akan berdampak buruk pada anaknya maka kita wajib mencegah terjadinya dampak buruk semacam ini, dengan berusaha mewujudkan apa yang diinginkan wanita hamil. Ini dalam rangka mengamalkan kaidah:

"Menolak dampak buruk itu lebih diutamakan daripada mewujudkan satu kemaslahatan."

Dan memenuhi permintaan wanita ngidam berarti menunjukkan kasih sayang kepadanya. Dengan begitu alangkah baiknya jika suami menuruti istrinya yang ngidam, selama tidak membahayakan dan melanggar syariat Islam.

Syaikh Sulaiman Al Jamal dalam Khasiyatul Bujairomi alal Khatib, menjelaskan sebagai berikut:

"Sebaiknya suami menuruti selera wanita hamil yang dikenal dengan ngidam (al-wahm) seperti halnya ketika menginginkan yang asam-asam sebagaimana yang menjadi adat kebiasaan."

Jadi ngidam, selama masih berada dalam batas kewajaran dan tidak melanggar syariat maka sebaiknya dituruti, sebaliknya jika sudah diluar batas kewajaran, bahkan melanggar syariat, maka ini hukumnya haram untuk dituruti.

Misalnya ibu hamil ingin mangga curian, ngidam minuman keras, ngidam makanan yang tidak hala, dan lain sebagainya.

Wallahu'alam.

Marootib (Tingkatan-Tingkatan) Keluhan

Marootib (Tingkatan-Tingkatan) Keluhan, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Sesungguhnya mengeluh ada Tiga Tingkatan:

Tingkatan Pertama

Ini adalah keluhan yang terbaik, yang muncul dari seseorang yang mengenal hakikat dirinya dan mengakui keagungan dan keadilan Allah.

Seseorang mengeluh kepada Allah tentang dirinya sendiri. Ia merasa bahwa segala kondisi buruk yang menimpanya adalah karena dirinya sendiri, seraya mengingat firman Allah:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."
[QS. Asy-Syuuroo: 30]

وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

"Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri."
[QS. An-Nisaa’: 79]

أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ

"Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud). Padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: 'Darimana datangnya (kekalahan) ini?' Katakanlah: 'Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri'"
[QS. Aali ‘Imroon: 165]

Tingkatan Kedua

Seseorang mengeluh kepada Allah tentang kondisi orang lain, atau tentang sikap buruk orang lain kepadanya. Ini adalah bentuk keluhan yang tengah.

Tingkatan Ketiga

Seseorang yang mengeluhkan kepada orang lain (makhluk) tentang keputusan Allah. Dan ini merupakan bentuk keluhan yang terburuk.

Mengeluh kepada Allah meskipun pada perkara yang dianggap sepele. Allah adalah Pencipta yang suka jika hamba-Nya mengeluh dengan berdo'a kepada-Nya seraya menunjukkan, kelemahan, kehinaan, dan ketidakmampuan sang hamba dihadapan-Nya. Allah berfirman:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusuahan."
[QS. An-Naml: 62]

Wallahu'alam.

Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia

Kita Bertanya Qur'an Menjawab

Kita Bertanya Qur'an Menjawab, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Kita Bertanya: Mengapa Aku Diuji?

Qur'an Menjawab:
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, 'kami telah beriman', sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesunggunya Allah mengetahui orang-orang benar dan sesunggunya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
[QS. Al-Ankabut: 2-3]

Kita Bertanya: Mengapa Ujian Seberat Ini?

Qur'an Menjawab:
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
[QS. Al-Baqarah: 286]

Kita Bertanya: Mengapa Aku Tak Mendapat Yang Aku Idam-Idamkan?

Qur'an Menjawab:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
[QS. Al-Baqarah: 216]

Kita Bertanya: Mengapa Aku Merasa Frustasi?

Qur'an Menjawab:
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman."
[QS. Al-Imran: 139]

Kita Bertanya: Bagaimana Aku Harus Menghadapinya?

Qur'an Menjawab:
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat, dan sesunggunya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk."
[QS. Al-Baqarah: 45]

Kita Bertanya: Apa Yang Aku Dapat Dari Semua Ini?

Qur'an Menjawab:
"Sesungguhnya Allah telah memberi dari orang-orang mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka."
[QS. At-Taubat: 111]

Kita Bertanya: Kepada Siapa Aku Berharap?

Qur'an Menjawab:
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal."
[QS. At-Taubat: 129]

Kita Bertanya: Aku Tak Tahan!

Qur'an Menjawab:
"Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."
[QS. Yusuf: 12]

Kita Bertanya: Mengapa Hati Ini Tidak Tenang?

Qur'an Menjawab:
"Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan (yaitu) mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram."
[QS. Ar Ra’d: 28]

Itulah jawaban Al-Qur'an atas keluh kesah kita selama ini.

Wallahu'alam.

Waktu Tidur Ideal Rasulullah

Waktu Tidur Ideal Rasulullah, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Bagi seorang muslim memang sudah sepantasnya mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam hal tidur saja, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki waktu tidur yang ideal.

Kapan waktu tidur tersebut?

Dari Abu Barzah radhiyallahu anhu,

أنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – كان يكرهُ النَّومَ قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا

"Bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyukai tidur sebelum sholat 'isya' dan berbincang-bincang setelahnya."
(HR. Bukhari & Muslim)

Syaikh Abdullah Al-Faqih menjelaskan,

فقد كان النبي صلى الله عليه وسلم ينام أول الليل بعد العشاء، إذ كان يكره النوم قبل العشاء والحديث بعدها

"Adalah kebiasaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidur di awal malam setelah sholat isya, karena dimakruhkan tidur sebelum sholat isya dan berbincang-bincang setelahnya."
(Fatawa As-Syabakiyyah no. 251950)

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa tidur di awal malam bermanfaat bagi kesehatan, beliau berkata,

وأنفع النوم : ما كان عند شدة الحاجة إليه ، ونوم أول الليل أحمد وأنفع من آخره

"Tidur yang paling bermanfaat adalah tidur ketika sangat mengantuk, tidur di awal malam paling baik dan paling bermanfaat dari lainnya."
(Madarijus Salikin 1/459-460)

Yuk, perbaiki waktu tidur kita, InsyaAllah dengan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hidup akan lebih tentram dan bahagia.

Wallahu'alam.

Merasa Diri Lebih Baik Dari Orang Lain

Merasa Diri Lebih Baik Dari Orang Lain, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Sifat sombong inilah yang dialami oleh kita tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih baik dari orang lain dan lebih paham dari yang lain, padahal kekurangan kita teramat banyak. Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang diamalkan.

Janganlah engkau mengatakan dirimu suci atau dirimu lebih baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik diantara kalian."
(HR. Muslim no. 2142)

Kita tidak tahu bahayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan, lalu lihat pada orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau seandainya mereka tahu kekurangan kita, pasti mereka pun akan menjauh.

Jika kita merasa lebih baik dari seseorang, saat orang tersebut melakukan kesalahan, ingatlah keadaan kita dulu sebelum mengenal ilmu, tengoklah amalan-amalan kita sejak dulu.

Apakah keluarga kita, kerabat kita, lingkungan kita, mendapatkan manfaat dari ilmu kita!?
Apakah sedekah kita jauh lebih banyak dibanding orang yang kita salahkan!?
Apakah dengan membicarakan keburukan orang, hati kita akan lega!?
Apakah setelah mengumbar kekurangan orang, pikiran kita lebih tenang!?
Apakah dengan menunjukkan aib orang, diri kita terlihat lebih baik darinya!?

Harusnya, prinsip yang harus dipegang adalah jangan selalu merasa diri sudah baik, namun berusaha terus memperbaiki diri menjadi lebih baik.

Wallahu'alam.

Hukum Sholat Sambil Menahan Kentut & Kencing

Hukum Sholat Sambil Menahan Kentut & Kencing, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Bagaimana jika seseorang menahan kentut atau kencing, apakah sholatnya sah?

Dari 'Aisyah, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ وَلاَ وَهُوَ يُدَافِعُهُ الأَخْبَثَانِ

"Tidak ada sholat ketika makanan telah dihidangkan, begitu pula tidak ada sholat yang menahan akhbatsan (kencing atau buang air besar)."
(HR Muslim no. 560)

Bagi ulama yang berpendapat bahwa khusyuk termasuk dalam kewajiban dalam sholat, berarti maksud kata "laa" dalam hadits menunjukkan tidak sahnya sholat dengan menahan kencing. Sedangkan menurut jumhur atau mayoritas ulama bahwa khusyuk dihukumi sunnah, bukan wajib. Sehingga "laa" yang dimaksud dalam hadits adalah menafikan kesempurnaan sholat atau hadits itu diartikan "tidak sempurna sholat dari orang yang menahan kencing."

Jika demikian, bagaimana hukum menahan kencing atau buang air saat sholat?

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al'Utsaimin menjelaskan bahwa jika hanya merasakan ingin buang air kecil atau air besar tanpa menahannya, seperti itu masih dibolehkan sholat. Dalam hadits dikatakan, kencing atau buang air yang membuat masalah hanyalah jika ditahan. Bila tidak dalam keadaan menahan, maka tidak masalah untuk sholat karena hati masih bisa berkonsentrasi untuk sholat.

Syaikh Ibnu 'Utsaimin juga menyatakan bahwa menahan kentut sama hukumnya seperti menahan kencing dan buang air besar.

Menurut jumhur ulama, menahan kentut dihukumi makruh.

Imam Nawawi berkata:
"Menahan kencing dan buang air besar (termasuk pula kentut) mengakibatkan hati seseorang tidak konsentrasi di dalam sholat dan khusyuknya jadi tidak sempurna. Menahan buang hajat seperti itu dihukumi makruh menurut mayoritas ulama Syafi'iyah dan juga ulama lainnya. Jika waktu sholat masih longgar (artinya, masih ada waktu luang untuk buang hajat), maka dihukumi makruh. Namun bila waktu sempit untuk sholat, misalnya jika makan atau bersuci bisa keluar dari waktu sholat, maka (walau dalam keadaan menahan kencing), tetap sholat di waktunya dan tidak boleh ditunda."

Imam Nawawi berkata pula:
"Jika seseorang sholat dalam keadaan menahan kencing padahal masih ada waktu yang longgar untuk melaksanakan sholat setelah buang hajat, sholat kala itu dihukumi makruh. Namun, sholat tersebut tetaplah sah menurut kami (Ulama Syafi'i) dan ini yang jadi pendapat jumhur atau mayoritas ulama."
(Syarh Shahih Muslim, 5: 46)

Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.

Jangan Tidur Menengkurap!

Jangan Tidur Menengkurap!, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Tidur dengan menengkurap biasanya sangat nyaman dan pulas dirasakan oleh sebagian orang. Bahkan ada yang menjadikan cara tidur seperti ini sebagai kebiasaan.

Namun ada perintah dalam agama kita agar menghindari hal ini, karena memang secara kesehatan cara tidur seperti ini kurang baik.

Ilmu kedokteran modern pun membuktikan bahwa memang tidur tengkurap berbahaya, apalagi tidurnya pulas dan lama karena saat tidur tengkurap otomatis otot dada atau otot pernapasan tidak dapat mengembangkan dada dengan baik dan maksimal, sehingga aliran oksigen menjadi lebih sedikit dan bisa berakibat menjadi sesak nafas.

Demikianlah agama Islam, memerintahkan dan melarang sesuatu pasti untuk kemaslahatan dan kebaikan manusia.

Wallahu'alam.

Mulianya Hari Jum'at

Mulianya Hari Jum'at, Jurnal Hijrah, HijrahJurnal, Kajian Islam, Motivasi Islam, Motivasi Hijrah, Dunia Islam, Berita Islam, Tips Sukses, Inspirasi, Renungan


Begitu agungnya hari Jum'at, hingga ulama terdahulu mengistimewakan waktu di hari Jum'at, sebagian waktu bahkan meninggalkan hiruk-pikuknya dunia untuk bersungguh-sungguh berdo'a kepada Rabb semesta alam.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

 ( فَاللَّهُ سُبْحَانَهُ جَعَلَ لِأَهْلِ كُلِّ مِلَّةٍ يَوْمًا يَتَفَرَّغُونَ فِيهِ لِلْعِبَادَةِ ، وَيَتَخَلَّوْنَ فِيهِ عَنْ أَشْغَالِ الدُّنْيَا ،

"Maka Allah menjadikan satu hari bagi setiap pemeluk agama, mereka memfokuskan diri untuk beribadah pada hari itu, dan mereka menyingkirkan dari segala kesibukan dunia pada hari itu."

فَيَوْمُ ((الْجُمُعَةِ)) يَوْمُ عِبَادَةٍ ، وَهُوَ فِي الْأَيَّامِ : كَشَهْرِ رَمَضَانَ فِي الشُّهُورِ ، وَسَاعَةُ الْإِجَابَةِ فِيهِ : كَلَيْلَةِ الْقَدْرِ فِي رَمَضَانَ ) .

"Maka hari Jum'at adalah hari ibadah, dan kedudukan hari Jum'at diantara hari-hari lain bagaikan kedudukan bulan Ramadhan diantara bulan-bulan lain, dan waktu dikabulkannya do'a pada hari Jum'at seperti malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhan."

Amalan yang dianjurkan di hari Jum'at
  • Memperbanyak sholawat
  • Memperbanyak sedekah
  • Membaca Surat Al-Kahfi
  • Memperbanyak do'a, terutama setelah Ashar
  • Memperbanyak dzikir
  • Memperbanyak sholat sunnah
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"Demi masa! Sungguh, semua manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih (kebajikan) serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran."
(QS. Al-Ashr: 1-3)

Keutamaan menunjukkan kebaikan

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:



َوَعَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ ) أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

"Barangsiapa menunjukkan (seseorang) kepada kebaikannya, ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang melakukannya."
(HR. Muslim)

Semoga bermanfaat.