Curhat di sosmed kami tidak menganjurkannya, karena terkadang atau seringnya justru menimbulkan efek yang tidak baik. Seperti mengungkap aib diri sendiri dan aib orang lain, menjadi sebab timbulnya ghibah, fitnah, caci maki, dan lain sebagainya.
Belum lagi curhat di sosmed ini mendorong manusia untuk senantiasa mencari simpati manusia yang merusak keikhlasan, dan menjadi sebab masuknya keburukan dalam diri kita, keburukan dari orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya.
Belum lagi jika ada orang yang hasad, iri, dengki kepada kita lalu berusaha menimpakan bahaya kepada kita dan keluarga kita, dan bahaya-bahaya lainnya.
Kecuali jika maksud kita curhat untuk mendapatkan nasehat dari orang yang kita pandang bijaksana, berilmu dan kaya pengalaman hidup, maka tidak mengapa menyampaikan kesedihan kepadanya secara personal.
Namun ini hanya anjuran saja dan kami tak berani mengatakan haramnya perbuatan curhat di sosmed. Maka dari itu Allah subhanahu wa ta'ala mengisahkan Nabi Ya'qub yang hanya mengeluhkan serta curhat sebagai macam kesedihan kepada Allah subhanahu wa ta'ala:
Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya."
[QS. Yusuf: 86]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di tatkala menafsirkan ayat ini beliau berkata:
"Ya'qub berkata sesungguhnya aku hanya mengadukan kesusahanku yaitu apa yang kusebarkan berupa ucapan, kesedihanku yang ada di dalam hatiku hanya kepada Allah. Aku adukan hanya kepada Allah semata, bukan kepada kalian, tidak pula kepada selain kalian dari kalangan makhluk. Berkatalah sekehendak kalian, aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kalian ketahui."
[Taisir Karimirrah Rahman: 404]
Wallahu'alam.
Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia
Tidak Bergampangan Curhat di Media Sosial
4/
5
Oleh
Yuliana Dwisetya