Disuatu ketika . . .
Ada yang berusaha kamu tutupi.
Ada yang ingin kamu jauhi.
Ada yang mati-matian kamu relakan.
Ada yang bersungguh-sungguh kamu ikhlaskan.
Sedang dalam dasar hatimu, kamu sebenarnya enggan.
Jelas tidak jujur, saat merintih kepastian.
Kamu memerlukan sokongan, namun bibirmu hanya terkatup diam.
Kamu tidak mampu jujur saat kamu meregam tangisan.
Kamu memerlukan sandaran, tapi kamu enggan mencari tumpuan.
Kadang senaif itu untuk hanya sekedar menuntaskan kata pura-pura.
Kamu hanya pandai berkata, meski sulit merasa.
Yang terungkap hanyalah sepi memadu pada tabir yang kamu buat sendiri.
Kamu ikut tertawa, meski sebenarnya terluka.
Kamu turut tersenyum meski hatimu merenung.
Menunggu waktu untuk jujur pada dirimu sendiri.
Sedang kamu lupa, bahwa waktu sebenarnya akan cepat berlalu pergi.
Memang . . .
Dibalik segala rasa kekhawatiran yang kamu sembunyikan sendiri, ada ketakutan yang baiknya kamu simpan sendiri.
Cukuplah . . .
Kamu cukup terlihat baik-baik saja dihadapan siapapun, kamu berhak terlihat manis dengan wajah meneduhkan.
Karena kamu berhak untuk terus belajar mendidik diri cukup mengadukan semua hanya pada Pemilik Hati. Hanya Allah yang mampu menghuraikan disetiap kesulitan. Karena disemua jawaban atas begitu banyak persoalanmu, hanya Allah Yang Maha Tahu.
Sungguh, ada banyak hal di dunia yang sulit untuk kita mengerti dan pahami bahkan hati kita sendiri. Namun, kesulitanlah yang selalu mengajar dan menyadarkan, untuk lebih menghargai hari-hari yang pergi.
Wallahu'alam.
Semoga bermanfaat.
Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia
Bersabarlah
4/
5
Oleh
Yuliana Dwisetya