bnu Qoyyim Al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:
.
Kebanyakan maksiat itu masuk kepada seorang hamba melalui empat pintu tersebut
Dan inilah perincian untuk 1 pintu tersebut:
.
MELALUI PANDANGAN
.
Pandangan adalah kiriman dan utusan dari syahwat, Menjaga pandangan merupakan pangkal dan pondasi dalam menjaga kemaluan
Barangsiapa yang melepaskan kendali pandangan berarti dia telah menjerumuskan dirinya kedalam jurang kebinasaan.
.
Dari Buraidah berkata, Nabi ﷺ pernah bersabda:
.
لاتتبع النظرة النظرة، فإنما لك الأولی وليست لك الأخرة
.
“Janganlah engkau ikuti pandangan dengan pandangan berikutnya. pandangan yang pertama itu untukmu sedangkan yang berikutnya bukan.” HR. Abu Dawud (1/652 dan 2148), At-Tirmidzi, (5/353 dan 357), Al- Hakim (2/194), hadits hasan.
.
Dalam al-Musnad disebutkan hadits dari
Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:
.
النظرة سهم مسموم من سهام إبليس، فمن غض بصره عن محاسن امرأة لله،، أورث الله قلبه حلاوة إلی يوم يلقاه
.
“Pandangan itu merupakan anak panah yang dilemparkan dari busur Iblis. Barangsiapa yang menahan pandangan matanya dari keindahan dan kecantikan wanita karena Allah, maka Allah akan mewariskan rasa manis hingga hari ketika dia berjumpa dengan-Nya.”
HR. Al-Hakim (4/313-314)
.
Dari ٰUbadah bin ash Shamit berkata,
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
.
غضوا أبصارکم، واحفظوا فروجکم
.
“Tundukkanlah pandangan kalian serta jagalah kemaluan kalian.” HR. Ahmad, (5/323), Ibnu Hibban (1/506 no. 271) dan Al-Hakim (4/358 dan 359), hadits hasan.
.
Kemudian Beliau bersabda lagi,
.
إياکم وا لجلوس علی الطرقات
.
“Jauhilah duduk-duduk dijalanan.”
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, majelis-majelis kami tidak mungkin jauh dari jalanan.” Rasulullah ﷺ menjawab,
.
فإن کنتم لا بد فاعلين، فأعطوا الطريق حقه
.
“Jika kalian terpaksa melakukannya, maka berikan hak jalan itu kepadanya.” Apa hak jalan?” Tanya mereka. Beliau menjawab,
.
غض البصر وکف الأذی ورد السلام
.
“Menundukkan pandangan, menahan gangguan dan menjawab salam.”
HR. Al-Bukhari (5/112 no. 2465) dan Muslim
(3/1675 no. 2121) dari hadits Abu Saٰid al-Khudri.
.
Allah Azza Wa Jalla berfirman:
.
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Dan katakanlah kepada para wanita yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya.”
(QS. An-Nur: 30-31)
.
Pandangan merupakan asal muasal terjadinya seluruh peristiwa yang menimpa manusia.
Karena sesungguhnya pandangan itu mewariskan bisikan untuk melakukan perbuatan. Kemudian bisikan tersebut melahirkan pikiran. Pikiran kemudian melahirkan syahwat godaan. Lalu syahwat melahirkan niat dan keinginan. Kemudian niat dan keinginan semakin kuat hingga berubah menjadi tekad kuat dan azam. Akhirnya mau tidak mau perbuatan tersebut pasti akan terjadi. Tidak ada hal yang bisa mencegahnya. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa bersabar untuk menundukkan pandangan itu jauh lebih mudah dibandingkan kepedihan yang akan dirasakan setelahnya. (azab).
.
Seorang penyair berkata,
Setiap peristiwa bermula dari pandangan mata
Mayoritas kobaran api berasal dari percikan kecil saja. Betapa banyak, pandangan itu sampai kepada hati pelakunya, Seperti anak panah yang meleset dari busurnya
Selama seorang hamba melepas pandangannya kesana kemari, maka bahayapun menghadangnya. Menyenangkan permulaannya, membahayakan diakhirnya
Percuma saja jika kesenangan itu berakhir dengan sengsara
.
Bencana lain dari pandangan mata adalah bahwa pandangan mata itu akan mewariskan kerugian pada diri sendiri berupa keluhan yang berkepanjangan dan timbulnya kobaran birahi yang tiada henti. Yaitu, seorang hamba hanya bisa memandang sesuatu yang tidak mampu ia lakukan, tidak pula bisa bersabar dan menahan diri darinya. Ini adalah siksaan yang paling besar. Yaitu, Anda melihat sesuatu yang Anda sendiri tidak bisa bersabar dari sebagiannya, tidak pula bisa bersabar dan menahan diri dari sebagiannya.
.
Seorang penyair lagi berkata,
Jika engkau senantiasa melepas pandanganmu untuk kepuasan hati, maka suatu hari pandangan itu akan menyusahkanmu, Engkau melihat sesuatu yang semuanya engkau tidak mampu. Engkau lakukan dan tidak pula bisa menahan diri dari sebagiannya.
.
Sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair.
Wahai orang yang melepas pandangan. Tidaklah engkau lepas melainkan engkau jatuh sebagai korban. Bosan terhadap keselamatan lantas ia lepas bebas pandangannya. Mengamati puing” yang disangka indah jelita.
Senantiasa ia ikuti birahi pandangannya
Hingga ia jatuh sebagai korban darinya.
Wahai orang yang melepas anak panah pandangan dengan kesungguhan. Engkau adalah korban dari anak panah yang engkau lepaskan. Wahai orang yang mengutus pandangan, jika engkau ingin obat penawarnya, Tuhanlah utusanmu itu, niscaya kebinasaan itu tidak akan mendatangi.
.
Bait syair diatas sekiranya perlu untuk dijelaskan. Makna dari syair tersebut adalah bahwa Anda melihat sesuatu yang Anda tidak mampu melakukannya dan tidak bisa menahan diri darinya. Karena ucapan penyair, “Engkau tidak mampu melakukan semuanya” meniadakan kemampuannya untuk melakukan semuanya yang tidak bisa ditiadakan kecuali dengan meniadakan kemampuan satu persatu.
.
Betapa banyak orang yang melepas pandangannya. Begitu pandangannya lepas landas maka ia terjatuh sebagai korban dari pandangannya. Lebih anehnya lagi, bahwa pandagan itu dapat melukai hati. Kemudian luka demi luka itu akan menggores. Lalu tidak ada yang bisa mencegah pedihnya luka itu kalau tidak ada yang mencegah penyebabnya.Selama engkau memandang dan terus memandang. Setiap yang cantik jelita dan yang berparas ayu. Engkau duga itu adalah obat penawar lukamu. Ternyata itu adalah luka baru diatas luka lama. Engkau sembelih pandangan dengan tangisan. Hatimu sebagai korban sembelihanmu sendiri.
.
Bisa dikatakan bahwa sesungguhnya menahan pandangan itu jauh lebih mudah dan lebih ringan dibandingkan terus menerus diatas keluh kesah.
Semoga bermanfaat.
.
Sumber: https://bit.ly/3a9M3aO
PINTU-PINTU KEMAKSIATAN YANG AKAN MENGANTAR KEGERBANG PERZINAAN
4/
5
Oleh
Yuliana Dwisetya