Sudahkah Kita Berdoa Untuk Disampaikan ke Bulan Ramadhan?

Jurnal Hijrah | Kumpulan Artikel Islami

Bulan Ramadhan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, padanya dilipatgandakan amal-amal kebaikan, disyariatkan amal-amal ibadah yang agung, di buka pintu-pintu surga dan di tutup pintu-pintu neraka [HSR al-Bukhari (no. 3103) dan Muslim (no. 1079).].
.
Oleh karena itu, bulan ini merupakan kesempatan berharga yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah Ta’ala dan ingin meraih ridha-Nya.
.
Dulunya, para ulama salaf jauh-jauh hari sebelum datangnya bulan Ramadhan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah Ta’ala agar mereka mencapai bulan yang mulia ini, karena mencapai bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Alah Ta’ala. 
.
Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya (para salaf) berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan (berikutnya) agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka (kerjakan)”[Dinukil oleh imam Ibnu Rajab al-Hambali dalam kitab “Latha-iful ma’aarif” (hal. 174).].
.
Maka hendaknya seorang muslim mengambil teladan dari para ulama salaf dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan, dengan bersungguh-sungguh berdoa dan mempersiapkan diri untuk mendulang pahala kebaikan, pengampunan serta keridhaan dari Allah Ta’ala, agar di akhirat kelak mereka akan merasakan kebahagiaan dan kegembiraan besar ketika bertemu Allah Ta’ala dan mendapatkan ganjaran yang sempurna dari amal kebaikan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang berpuasa akan merasakan dua kegembiraan (besar): kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika dia bertemu Allah”[HSR al-Bukhari (no. 7054) dan Muslim (no. 1151).].
.

MUSLIMAH HINDARILAH MEMAKAI MINYAK WANGI

Jurnal Hijrah | Kumpulan Artikel Islami

Sebagian wanita belum memahami larangan memakai minyak wangi ketika mereka keluar rumah dan
laki2 mencium harumnya. Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda,
.
"Seorang perempuan yg memakai wewangian lalu melalui sekumpulan laki2 agar mereka mencium
bau harum yg dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur."
[HR. An-Nasa'i, Abu Daud, Tirmidzi,dan Ahmad. Syaikh Al-Albani dalam shohihul jami' no. 323
mengatakan bahwa hadits ini shohih].
.
Al Munawi Rahimahullah berkata,
"Wanita jika memakai parfum kemudian melewati majlis (sekumpulan) laki2 maka ia bisa membangkitkan syahwat laki2 dan mendorong mereka untuk melihat kepadanya, setiap yg melihat kepadanya maka matanya telah berzina, wanita tersebut mendapat dosa karena memancing
pandangan kepadanya dan membuat hati laki2 tidak tenang, jadi ia adalah penyebab zina mata dan ia termasuk penzina."
[Faidhu Qadir, 5:27, makatabah at-Tijariyah, cet. 1, 1356, Al Muktabah Asy-Syamilah].
.
Islam memang tegas dalam hal ini, mengingatkan sangat besar fitnah wanita terhadap laki2, bahkan jika sudah terlanjur memakai parfum kemudian hendak ke mesjid, sang wanita harus mandi agar tidak tercium bau semebrak.
.
Padahal tujuan ke mesjid adalah untuk beribadah Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam bersabda,
.
"Perempuan manapun yg memakai parfum kemudian keluar hendak ke mesjid maka sholatnya tidak di
terima sehingga ia mandi."
[Hadits riwayat Ahmad 2:444 Syaikh Al-Albani menilainya shohih dalam shohihul jami' no. 2702].
.
Semoga bermanfaat
.

KARAKTER LEBAH DAN LALAT

Jurnal Hijrah | Kumpulan Artikel Islami

Lebah dan lalat sama-sama spesies serangga. Namun ternyata lebah memiliki banyak keistimewaan yang tidak dimiliki lalat.
.
Apakah berbagai keistimewaan itu? Bagaimana lebah bisa memilikinya? Sebaliknya mengapa lalat tidak memilikinya?
.
Lebah mempunyai karakter pribadi yang baik. Selain itu kehidupan sosialnya juga baik.
Sebaliknya, karakter pribadi lalat buruk. Kehidupan sosialnya juga buruk.
.
Walaupun sama-sama serangga, namun mengapa pribadi dan sosial keduanya berbeda?
.
Sebab lebah mendapat wahyu dari Allah dan mengamalkannya. Sedangkan lalat tidak demikian.
.
Allah Ta’ala berfirman,
.
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ . ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
.
“Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan. Lalu tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu)”. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang berwarna-warni. Di dalamnya ada obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada hal itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir”. [QS. An-Nahl (16): 68-69.]
.
Dibalik Pribadi Lebah dan Lalat
.
Secara pribadi, lebah memiliki karakter baik. Sebab dia hanya makan yang baik-baik dan menghasilkan yang baik-baik pula. Secara sosial pun, lebah hidup bermasyarakat dengan sangat baik. Memiliki pemimpin yang dipatuhi.
.
Saling bekerjasama antara lebah pekerja dengan lebah penjaga. Semua bekerja dalam sistem yang sangat rapi. 
.
Bandingkan dengan kepribadian lalat. Dia gemar mengganggu dan mencuri makanan. Allah Ta’ala menceritakan,
.
وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ .
.
Artinya: “Jika lalat merampas sesuatu dari mereka (manusia), mereka tidak akan dapat merebutnya kembali”. [QS. Al-Hajj (23): 73.]
.
Ditambah lagi yang dipindahkan oleh lalat pun adalah virus penyakit yang merugikan. Inilah karakter pribadi lalat.
.
Secara sosial, lalat tidak hidup bermasyarakat. Justru hidup sendiri-sendiri dan tidak teratur.
.
Hikmah dari Karakter Lebah dan Lalat
.
Nah, silakan memilih, akan mengikuti wahyu Allah atau mengabaikannya? Siapapun yang mengikuti wahyu-Nya, maka pribadi dan sosialnya akan baik.
.
Contohnya lebah. Sebaliknya, siapapun yang meninggalkan wahyu Allah, maka pribadi dan sosialnya akan buruk. Seperti lalat.
.
Jangan heran, bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.
“وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ، إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ، أَكَلَتْ طَيِّبًا، وَوَضَعَتْ طَيِّبًا، وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
.
“Demi Allah, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu seperti lebah. Yang dia makan adalah yang baik-baik. Yang dia keluarkan juga yang baik-baik. Bila hinggap di sesuatu, maka ia tidak mematahkan atau merusaknya”. [HR. Ahmad dan dinilai sahih oleh al-Hakim.]
.

WANITA BERPAKAIAN TAPI TELANJANG

Jurnal Hijrah | Kumpulan Artikel Islami

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
.
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
.
"Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: (1) Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan (2) para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian." 
(HR. Muslim, no.2128, dari Abu Hurairah) 
.
Imam Ibnu 'Abdil Barr rahimahullah mengatakan: 
Makna "kasiyatun 'ariyatun" adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang." 
(Jilbab Al Mar'ah Muslimah, 125-126) 
.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata: 
"Berpakaian Tapi Telanjang" artinya para wanita yang memakai pakaian tapi tidak menutupi aurat. Para Ulama berkata, semisal pakaian tipis tapi kulitnya bisa terlihat. Inilah maksud berpakaian tapi telanjang."
(Fatawa Lajnah Daimah, 3/219) 
.
Wallahu A'lam.
.

PELIT TERHADAP DIRINYA SENDIRI

Jurnal Hijrah | Kumpulan Artikel Islami

Tahukan anda, bahwa ada manusia yang sangat pelit sekali, bahkan sampai pada derajat pelit terhadap dirinya sendiri padahal ia sedang butuh. Uangnya banyak dan ia mampu membeli, tapi ia pelit takut hartanya berkurang:

Ia mampu membeli baju yang bagus (tidak harus mahal), tapi ia tidak beli karena takut hartanya berkurang. Padahal termasuk sunnah adalah berpakaian dengan pakaian yang bagus jika mampu.

Ia butuh berobat dan mampu membayarnya, tetapi ia memilih tidak berobat karena takut hartanya berkurang

Ini adalah puncak dari penyakit hati yaitu kikir/bakhil. Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata:

"Derajat pelit yang paling parah adalah pelit terhadap diri sendiri padahal ia sedang membutuhkan, betapa banyak manusia yang menahan hartanya (tidak keluar), semisal ketika sakit dan tidak berobat. Ia sedang berhajat terhadap sesuatu tetapi ia tahan karena pelit."

Bahkan terhadap keluarga yang ia cintai, terhadap anak-anak dan istrinya ia juga pelit, padahal sedang membutuhkan

Allah berfirman,

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (al-Israa: 29).

Asy-Syaukani menjelaskan tafsir ayat,

"Maksud larangan adalah pada manusia yang menahan hartanya (benar-benar pelit) sehingga mempersulit dirinya sendiri dan keluarganya."