Aurat wanita di luar sholat kepada lelaki ajnabi (non mahram) adalah seluruh badan kecuali wajah dan kedua telapak tangan ketika tidak khawatir fitnah, tapi jika khawatir akan fitnah maka haram melihat keduanya.
Secara mendasar seorang wanita tidak diwajibkan menutupi wajahnya melainkan bahwa hal itu menutupi wajah hukumnya sunnah bagi wanita dan merupakan maslahah umum agar tidak timbul fitnah, sedangkan bagi laki-laki tidak diperbolehkan melihat wanita secara mutlaq. Karena inilah kaum wanita wajib menutup wajahnya demi menutup jalan dari perbuatan dosa kaum laki-laki dan agar terhindar dari unsur menolong dalam kemaksiatan sebab melihatnya laki-laki kepada perempuan secara mutlaq.
[i'anatut tholibin 3/229, hasyiyah bujairimi 3/272 ]
Menurut pendapat yang mu'tamad (terkuat dan terpercaya) aurat wanita dalam penglihatan lelaki lain keseluruhan tubuhnya hingga wajah dan telapak tangannya sehingga haram bagi laki-laki lain melihat sesuatu dari tubuhnya dan wajib bagi wanita menutup tubuhnya dari lelaki lain. Sedang menurut pendapat lainnya wajah dan telapak tangannya boleh terbuka dan juga bagi lelaki lain melihatnya.
و منها : المرأة في العورة لها أحوال : حالة مع الزوج : و لا عورة بينهما و في الفرج وجه و حالة مع الأجانب : و عورتها كل البدن حتى الوجه و الكفين في الأصح و حالة مع المحارم و النساء : و عورتها ما بين السرة و الركبة و حالة في الصلاة :
و عورتها كل البدن إلا الوجه و الكفين و صرح الإمام في النهاية : بأن الذي يجب ستره منها في الخلوة هي العورة الصغرى و هو المستور من عورة الرجل
- Bersama suami: Tiada batasan aurat baginya bersama suami, semua bebas terbuka kecuali bagian FARJI (alat kelamin wanita) yang terjadi perbedaan pendapat diantara ulama.
- Bersama lelaki lain: Menurut pendapat yang paling shahih seluruh tubuhnya hingga wajah dan kedua telapak tangannya, menurut pendapat lain wajah dan telapak tangannya boleh terbuka.
- Bersama lelaki mahramnya dan sesama wanita: Auratnya diantara pusar dan lutut.
- Di dalam sholat: Seluruh tubuh menjadi auratnya kecuali wajah dan kedua telapak tangannya.
- Saat sendiri: Menurut Imam Romli dalam kitab Nihaayah al-Muhtaaj aurat wanita saat sendiri adalah 'aurat kecil' yaitu aurat yang wajib ditutup oleh seorang lelaki (antara pusar dan lutut)
[Asybaah wa An-Nadhooir I/410].
أمَّا عَوْرَتُهَا خَارِجَ الصَّلَاةِ بِالنِّسْبَةِ لِنَظَرِ الْأَجْنَبِيِّ إلَيْهَا فَهِيَ جَمِيعُ بَدَنِهَا حَتَّى الْوَجْهِ وَالْكَفَّيْنِ ، وَلَوْ عِنْدَ أَمْنِ الْفِتْنَةِ ، وَلَوْ رَقِيقَةً فَيَحْرُمُ عَلَى الْأَجْنَبِيِّ أَنْ يَنْظُرَ إلَى شَيْءٍ مِنْ بَدَنِهَا وَلَوْ قُلَامَةَ ظُفْرٍ مُنْفَصِلًا مِنْهَا ، وَالْعِبْرَةُ بِوَقْتِ النَّظَرِ
Sedang auratnya diluar sholat dengan dinisbatkan penglihatan lelaki lain padanya adalah keseluruhan tubuhnya hingga wajah dan kedua telapak tangannya meskipun saat aman dari fitnah dan meskipun ia budak sahaya. Maka haram bagi lelaki lain melihat sesuatu dari tubuhnya meskipun potongan kuku yang terpisah darinya, sedang yang dipertimbangkan adalah saat melihatnya.
[Tuhfah al-Habiib II/172].
وبحضرة الأجانب جميع بدنها . وقال الرافعي : يجوز النظر من الأجنبية لوجهها وكفيها من غير شهوة وكذا مذهب المالكية
Auratnya didekat lelaki lain seluruh tubuhnya, Imam ar-Rofi'i berkata, "Boleh melihat wajah dan telapak tangan wanita lain dengan tanoa disertai syahwat, yang semikian juga merupakan madhab Malikiyyah"
[Tuhafah al-Habiib II/106].
(وإنما حرم نظرهما الخ) أي الوجه والكفين من الحرة ولو بلا شهوة، قال الزيادي في شرح المحرر بعد كلام: وعرف بهذا التقرير أن لها ثلاث عورات عورة في الصلاة وهو ما تقدم، وعورة بالنسبة لنظر الاجانب إليها جميع بدنها حتى الوجه والكفين على المعتمد، وعورة في الخلوة وعند المحارم كعورة الرجل اه.
Sesunggunya diharamkan melihat wajah dan telapak tangannya meskipun tanpa disertai syahwat, berkata az-Ziyaadi, "Dengan demikian dapat disimpulkan auratnya dapat terbagi 3:"
- Saat sholat yakni seperti keterangan yang telah lewat (seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan).
- Saat dinisbatkan penglihatan lelaki lain yakni keseluruhan tubuhnya hingga wajah dan kedua telapak tangannya menurut pendapat yang mu'tamad.
- Saat bersama mahram serta saat sendiri seperti auratnya laki-laki (antara pusar dan lutut).
[Hawaasyi as-syarwaanyi II/112].
رابعتها جميع بدنها حتى قلامة ظفرها وهي عورتها عند الرجال الأجانب فيحرم على الرجل الأجنبي النظر إلى شيء من ذلك ويجب على المرأة ستر ذلك عنه - Keseluruhan tubunya hingga potongan kukunya yakni auratnya saat bersama lelaki lain, maka haram bagi lelaki lain melihat sesuatu dari tubuhnya dan wajib bagi wanita menutup tubuhnya dari lelaki lain.
[Nihaayah az-Zain I/47].
Wallahu'alam.
Sumber: Motivasi Hijrah Indonesia
Batasan Aurat Wanita (Apakah Wajah Termasuk Aurat?)
4/
5
Oleh
Yuliana Dwisetya