Jika setelah belajar agama ternyata lisan semakin pedas dengan celaan dan sindiran, lebih banyak membahas fitnah dan bantahan daripada ilmu, semakin sombong serta merendahkan manusia, maka itu pertanda bahwa ilmu yang diperoleh “Tidak Berkah”.
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ فىِ لِسَانِهِ
.
Kebanyakan dosa anak adam itu ada pada lisannya” (HR. Ath-Thabrani dalam al-Kabiir X/243 dan al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab IV/240, hadits dari Abdullah bin Mas’ud, lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir no. 1201)
.
Dengan lisan itu mereka berdusta, bersaksi, bersumpah palsu, mencaci maki, mencela, mengutuk, berkata keji, mengejek, berfatwa tanpa ilmu, namimah, berdakwah kepada kesesatan, melakukan fitnah, ghibah dll.
.
Namun di masa sekarang ini dosa lisan banyak juga yang dituangkan dalam bentuk tulisan di buku-buku, majalah-majalah, tabloid-tabloid, surat-surat kabar, tulisan di internet melalui facebook, twitter, wa dll.
.
Bahkan terkadang dijumpai bahasa tulisan lebih tajam dan lebih berbahaya dari pada bahasa lisan, karena berdampak sangat buruk bagi seseorang, suatu komunitas ataupun masyarakat.
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ وَلم يَدْخُل الإيمَانُ قَلْبَهُ ! لاَ تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِيْنَ وَلاَ تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ اتبع عَوْرَاتهم تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
.
“Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya, akan tetapi iman belum masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian mengghibahi kaum muslimin, dan jangan pula mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya barangsiapa yang mencari-cari aib mereka, niscaya Allah pun akan mencari-cari aib-aibnya, dan barangsiapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, niscaya Dia akan menyingkapnya (meskipun) ia berada di rumahnya” (HR. Abu Dawud no. 4880 dan Ahmad no. 19776, hadits dari Abu Barzah al-Aslami, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2340)
.
من ذَبَّ عن عِرضِ أخيه بالغَيْبةِ كان حقًّا على اللهِ أن يُعتِقَه من النَّارِ
.
“Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya (sesama muslim) disebabkan ghibah, maka sungguh wajib bagi Allah untuk membebaskannya dari api Neraka” (HR. Ahmad, ath-Thabrani dan Ibnu Abid Dunya, hadits dari Asma’ binti Yazid, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2847)
.
وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
.
“Apabila seseorang mencelamu karena dia tahu aib-aibmu, maka janganlah engkau membalasnya dengan mencela aib-aibnya yang engkau ketahui ada padanya. Karena sesungguhnya akibat jelek hal itu akan menimpanya” (HR. Abu Dawud no. 4084 dan at-Tirmidzi no. 2722, hadits dari Abu Jurai Jabir bin Sulaim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 2782)
.
Syaikh al-Utsaimin rahimahullah berkata:
.
واعلم أنك إذا نشرت عيوب أخيك، فإن الله يسلط عليك من نشر عيوبك، جزاء وفاقا.
.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya jika engkau menyebarkan aib-aib saudaramu, maka sesungguhnya Allah akan menguasakan terhadap dirimu orang lain yang akan menyebarkan aib-aibmu, sebagai balasan yang setimpal” (Tafsir Surat al-Hujurat I/52) https://t.me/menhajsalafi/2701)
.
Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
.
“Sesungguhnya kebanyakan perkara yang dapat memasukkan manusia ke dalam api Neraka adalah lisannya. Karena maksiat lisan masuk ke dalamnya kesyirikan yang merupakan dosa paling besar di sisi Allah, yang masuk ke dalamnya adalah berkata atas nama Allah tanpa ilmu dan persaksian palsu yang merupakan tandingannya syirik. Masuk juga ke dalamnya sihir, menuduh zina dan lainnya baik dari dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil seperti dusta, ghibah, mengadu domba, bahkan seluruh maksiat yang sifatnya perbuatan yang tidak luput dari perkataan-perkataan yang menyertainya dan menopangnya” (Jaami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 450).
.
Pegang erat sunnah dan gigitlah dengan geraham - Berani syar'i tanpa selfie.
.
Sumber: https://bit.ly/3dKHoiA
SUDAH NGAJI TAPI LISAN MASIH PEDES?
4/
5
Oleh
Yuliana Dwisetya